Jumat, 18 Maret 2011

Dongkrak Tenaga Bertarif Rp 1 Jutaan.

AUTOMANIA - Dari sekian banyak surat pembaca yang kami terima, sering sekali menanyakan soal seberapa besar biaya untuk meningkat performa mesin motor kesayangannya. Baik itu yang sekadar ingin mengaplikasi performance part bersifat plug and play (PnP) maupun korek harian.

Salah satunya Irfan dari Tangerang, Banten. "Dengan duit Rp 1 juta, apa saja yang bisa saya dapat? Trus, seberapa besar peningkatkan tenaganya?" tanya pemilik Yamaha Jupiter MX 135 LC keluaran 2008 ini via email.

MINIMAL 2,5 DK

Tentunya bagi yang finansialnya pas-pasan, dana segitu tidak lah sedikit. Makanya, kalau enggak memperoleh hasil yang signifikan, pasti akan sangat kecewa dong. Nah, biar enggak kejadian begitu, OTOMOTIF meminta masukkan beberapa bengkel racing yang punya jam terbang soal urusan yang satu ini. Bahkan solusi yang diberikan disertakan jaminan peningkatan tenaga yang memuasakan.


Kalau di Bintang Racing Team (BRT) Jl. Mayor Oking, Cibinong, Jabar, dengan dana segitu pemilik motor bisa dapat paket korek harian yang meliputi porting-polish, CDI BRT tipe Hyperband plus kampas kopling racing BRT berikut per koplingnya.

"Rinciannya porting-polish Rp 350 ribu (jenis bebek dan skutik), CDI Rp 400 ribu serta kampas dan per koplingnya Rp 200 ribu," terang Tommy Huang, bos BRT. Kalau ditotal Rp 950 ribu. Dengan biaya tersebut, Tommy menjamin kenaikkan tenaga minimum sekitar 2,5 dk.

Namun kalau mesin enggan dikorek, item porting-polish bisa diganti dengan mengaplikasi kem racing harian atau mengganti knalpot dengan jenis free flow. Umumnya harga kem kompetisi untuk motor jenis bebek dan skutik sekitar Rp 250 - 400 ribuan. Sayangnya di BRT part hanya tersedia untuk Honda Supra X 125 saja.

Selain itu BRT juga tidak memproduksi saluran gas buang. Jadi, Anda kudu beli sendiri knalpot racingnya. Harga pasaran untuk jenis bebek dan skutik mulai Rp 150 - 650 ribu. Pilihannya ada produk HRP, AHRS F3, AHRS F4, AHRS turing type, Ahau Motor, 3D1, Password dan sebagainya.


Lain halnya di AHRS yang bermarkas di Jl. Tole Iskandar, Depok Timur. Untuk yang mau korek harian, salah satu produsen part racing terkemuka di Tanah Air ini mematok harga Rp 500 ribu. Item yang ditawarkan bukan hanya sekedar porting saluran masuk dan buang.

Melainkan juga meningkatkan kompresi ruang bakar serta rejetting karburator sesuai permintaan mesin. Khusus untuk hasil oprekan tersebut (belum berikut part PnP), AHRS menjamin kenaikkan horse power sekitar 2 - 3 dk.

Jadi sisa Rp 500 ribu, konsumen tinggal memilih ingin dikombinasi pakai part performa apa yang harganya mencukupi. Boleh knalpot + kem racing, CDI, kem racing + klep racing dan sebagainya. Apalagi produknya bisa langsung didapat di speed shop-nya yang berada dalam satu lokasi.
Mitra2000 di kawasan Lodan Center, Ancol lain lagi. Benny Rahmawan dari bagian R&D Mitra2000 menawarkan beberapa pilihan paket. Tapi khusus buat yang hanya ingin mengaplikasi part performa langsung pasang, tanpa perlu oprek sana-sini.

Misalnya buat Yamaha Mio dan Jupiter MX. "Ada beberapa pilihan paket yang bisa dipilih. Tentunya sudah melewati riset alias uji coba. Sehingga performa yang akan dihasilkan dijamin sip," promosi Benny. Untuk list komponen dalam paket yang ditawarkan Mitra2000, silakan lihat boks.

So, mau pilih yang mana?

Paket 1 Mio
1. Blok silinder TDR assy bore up 57,5 mm/58,5 mm/63,5 mm Rp. 560.000
2. Camshaft TDR racing series Rp. 360.000
total Rp. 920.000

Paket 2 Mio
1. Drive face TDR racing series Rp. 112.000
2. Big pulley TDR Mio dengan roller Vario Rp. 280.000
3. CVT spring TDR red 2.000 Rpm Rp. 40.000
4. Teflon pulley sets TDR black Rp. 235.200
5. Secondary sliding Sheave TDR Rp. 365.000
total Rp. 1.023.000

Paket 3 Mio
1. stainles Muffler TDR silent type Rp. 620.000
2. Cdi racing TDR untuk harian Rp. 300.000
total Rp. 920.000



Paket 1 Jupiter MX
1. Blok silinder TDR assy bore up 58,5 mm/ 60 mm/ 63,5 mm Rp. 560.000
2. Clutch plate TDR racing series berikut per kopling Rp. 140.000
Total Rp. 700.000

Paket 2 Jupiter MX
1. Filter udara stainless TDR 28 MM Rp. 104.000
2. Karburator racing TDR PE 28 dengan needle jet kompetisi Rp. 760.000
Total Rp. 846.000







Selengkapnya...

Upgrade Performa Honda CS1: Top Speed Bisa 148km/jam


AUTOMANIA - Banyak pertanyaan dari pemilik Honda CS1 masuk ke email Mr. Testo (mr.testo10@gmail.com) isinya; bisakah motor itu dibikin kencang tanpa bore-up. Jawabnya bisa! Terbukti, begitu Mr. Testo memberi tantangan ini pada beberapa bengkel, mereka langsung antusias.

Namun dari sekian banyak mekanik yang meladeni tantangan itu, ada satu racikan terpilih dan bisa jadi rekomendasi CS1-mania. “Yakni, garapan Wawan Setiawan dari bengkel WMC Racing. Itu sudah lewat seleksi dan tes, lo!” bilang Mr. Testo.

Sepuluh tahun lebih jadi tukang oprek mesin, bikin Wawan mudah mendapat hasil signifikan. Saat dites, laju CS1 dalam jarak 700 meter bisa 148 km/jam. “Standarnya bisa 115 km/jam aja sudah syukur,” urai Wawan. Ini yang dilakukan Wawan.
Kepala Silinder

Diporting dan polish, “Khusus saluran inlet, diameternya ditambah 1,5 mm,” jelasnya. Alhasil laju campuran bahan bakar dan udara yang masuk dan sisa pembakaran yang keluar lebih lancar. Buat meningkatkan rasio kompresi, dibubut 0,3 mm.




Noken As

Komponen pengatur buka-tutup klep ini diganti produk Thailand tanpa merek. “Pastinya, angkatan klep lebih tinggi dan durasinya lebih lama, efeknya bahan bakar yang masuk bisa lebih banyak,” lanjut mekanik asli Purwokerto, Jateng ini.

Konsekuensinya, mesti ada penyesuaian. Karena angkatan lebih tinggi, coakan di kepala piston mesti diperdalam, in 0,5 mm ex 1 mm. Kedua, per klep diganjal ring 2 mm untuk mencegah floating.

Karburator

Diganti yang model konvensional, pakai Keihin PE 28. “Lebih responsif dan spuyernya mudah didapat,” ujar mekanik yang bermukim di kawasan Bintaro, Tangerang, Banten.

CDI dan Koil

CDI pakai Shindengen yang limiternya mencapai sekitar 13 ribu rpm, pulser pakai punya Honda CBR 150. “Lalu koilnya pakai yang apinya lebih besar, bisa Nology atau milik Yamaha YZ 125,” lanjut pria berbadan langsing ini.

Knalpot


“Dibuat custom disesuaikan karakter mesin,” tutur pria yang bengkelnya di Jl. Buncit Raya No.21A, Warung Buncit, Jaksel ini.

Kopling dan Gir

Tenaga sudah besar akan percuma jika kopling selip, “Cukup ganti per kopling aftermarket yang karakternya lebih kenyal. Lalu agar nafas mesin lebih panjang, gir diperberat dengan mengganti gir depan jadi 15 mata, standarnya 14 mata.”



Selengkapnya...

Buat Harian 150cc, Sip Deh!!!


OTOMANIA - Tahu Honda Vario CBS Techno yang belum lama diluncurkan PT Astra Honda Motor (AHM), kan? Masak belum genap 2 bulan, ada beberapa pemilik skutik 110 cc ini yang mau upgrade kapasitas ruang bakarnya jadi lebih gede.

Busyet dah! Kan bawaan pabrik, performa maupun tenaganya sudah bagus, mau diapain lagi? “Namanya juga bikers yang tiap hari naik motor, tentu idamkan tunggangan makin keceng. Minimal buat harian tidak kalah ngacir dibanding motor yang bertransmisi manual,” aku Muhammad Reza, pembesut Vario CBS.

Meskipun masih gres, tapi sudah ada beberapa bengkel yang menyediakan paket bore-up buat tunggangan berlambang sayap mengepak ini. Banyak-sedikitnya peranti yang mesti ditebus, tergantung kebutuhan pembesut.

“Pakai piston dengan diameter lebih besar, pastilah jadi ubahan utama agar kapasitas ruang bakar terdongkrak,” ucap Sena Ponda, tehnical advisor Padepokan Matic di Jl. Muh. Yusuf Raya No.98, Depok, Jabar. Piston Set dan Blok Mesin

Guna tingkatkan volume ruang bakar, piston standar pasti diganti dengan seher besutan lain/aftermarket berdiameter lebih besar (gbr.1). Tujuannya agar bensin yang masuk di ruang bakar lebih banyak, sehingga pembakaran meningkat.

“Kalau untuk Vario, bore-up 150 cc paling maksimal. Lebih dari itu, dikhawatirkan linernya terlalu tipis dan bisa tembus ke saluran radiator,” terang Coky, penggawang JP Racing di Jl. Cendrawasih No.6E-F,Bintaro.



CDI RacinG
Berhubung pasokan BBM di ruang bakar lebih banyak, CDI standar jadi part selanjutnya yang kena gusur dan diganti produk racing. Tujuannya untuk meningkatkan letikan bunga api di busi agar pembakaran lebih sempurna dan maksimal (gbr.2). “Meski sedikit menguras isi dompet, dengan CDI racing dijamin performa akan meningkat,” ujar Julius, mekanik sekaligus pemilik bengkel Johnny Holle Motor



.

Per CVT Racing
Ini peranti yang diandalkan tuner untuk membantu mempercepat proses transfer tenaga dari mesin ke transmisi matik (gbr.3). “Umumnya, spesifikasi tipe ini lebih keras dari aslinya. Sehingga daya dorong/tekannya juga lebih kuat. Ini buat mengatasi putaran bawah biar tak terlalu lelet,” ujar Joddy Ario, bos Joddy Motor (JDM) di Jl. Jatiwaringin Raya No. 1A, Pangkalan Jati, Jaktim.





Nah bila Anda belum puas dengan ubahan dan aplikasi part di atas, bagi yang berkantong lebih tebal bisa menambahkan knalpot racing dan karburator racing. Tertarik? Silakan hubungi dan sambangi bengkel-bengkel di bawah ini.

Padepokan Matic (0812-8383146)
Johhny Hole Motor(0812-9599656)
Joddy Motor (021-66601686)
Emmsa Motor(021-7752611)
Selengkapnya...

STROKE-UP YAMAHA MIO

OTOMOTIFNET - Untuk mendapatkan kapasitas silinder besar, tidak hanya ditempuh dengan cara bore up. Kini bisa juga diakali dengan stroke-up alias memperpanjang langkah seher alias piston. Tetap perlu trik khusus supaya dicapai stroke yang sangat panjang alias maksimal.

Pakai setang piston Suzuki TS125 pas dengan diameter pen piston Mio

Persoalannya, naik stroke abis terkendala setang piston yang dipakai dan celah pen di kruk-as hanya sedikit. “Makanya diatasi dengan memperlebar diameter bandul kruk-as dan ganti setang seher,” ujar Kunto Hayadi, mekanik HK Custom yang sudah lakukan trik ini di skubek Grand Surya dan Yamaha Mio.

Rasio girboks bisa dibikin setingan berat

Untuk memperpanjang langkah piston terbilang sulit. Mekanik harus memperhitungkan matang pemilihan setang seher motor apa yang mau dipakai. Apalagi perubahan ini tergantung dari pen kruk-as dan pen piston pengganti.

Bukan cuma itu. Sisa celah antara crankcase dengan diameter luar bandul kruk-as tidak boleh luput dari perhatian. Apalagi penggantian setang seher di kruk-as dipengaruhi diameter bandul yang diperlebar dengan cara dilas sekelilingnya.

Intinya, mekanik harus pintar cari tukang bubut yang pandai membesarkan diameter bandul kruk-as, membubut juga ngebalance. Sebab kalau tidak sama yang ahli, kruk-as rawan melitir.

“Baru deh cari setang seher yang ideal dipasang di kruk-as dan punya diameter pen seher sama. Apalagi pembesaran diameter kruk-as selain lebih kuat juga masih bisa memajukan posisi pen kruk-as,Nah, berhubung ubahan ini sudah dilakukan Kunto di Yamaha Mio. Kini diameter kruk-as yang sudah kena las membengkak jadi 108,8 mm dari 102,8 mm (standar). Adapun setang piston yang dipilih adalah milik Suzuki TS125, RX-Z atau Ninja 150. Kebetulan dipilih Kunto dari TS125, pakai laher bambu supaya pas dengan pen 15 mm.

Menggunakan setang seher TS125 menguntungkan. Sebabe pin kruk as lebih kecil. Sehingga posisi titik tengah pin bisa digeser jauh keluar. Hasilnya didapat stroke lebih panjang.

Settingan Puli Dan Griboks
Agar stroke-up di mesin Mio seimbang dengan komponen reduksi di rumah CVT dan girboks, setingan dua komponen ini wajib disesuaikan. Dan yang sudah dilakukan Kunto, diameter puli primer dibikin lebih besar daripada sekunder.

“Saya bikin ubahan ini ambil contoh hitungan gir reduksi sepeda. Torsi gede bila gir depan lebih besar dari belakang,” jelas Kunto yang terpaksa bikin ulang puli primer lebih besar dan ganti puli skunder kecil produk aftermarket.

Lalu di sektor gigi rasio, hanya mengganti setingan girboks dengan perbandingan berat. Kalau aslinya pakai 14/45, sekarang pakai rasio 17/42.Puli primer lebih gede dari sekunder, untuk mengimbangi naiknya torsi
Selengkapnya...